Bab 1 Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui
saluran tertentu. Saluran disini dapat berarti radio, surat kabar dan lain
sebagainya. Komunikasi sendiri berasal dari kata latin communis yang berarti
umum (common) atau bersama, yakni jika kita berkomunikasi sebenarnya kita
sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan dengan seseorang yaknni dengan
berbagi informasi, ide atau sikap. Essensi dari berkomunikasi juga untuk memperoleh
kesamaan makna diantara orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar
manusia. Komunikasi pun ada yang berbentuk komunikasi massa yakni proses
penyampaian informasi, ide dan sikap kepada banyak orang, biasanya menggunakan
mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa seperti radio
siaran, televisi siaran, surat kabar / majalah dan film.
Bab 2 Teori-teori
Komunikasi Massa Kontemporer
Menurut
Melvin De Fleur ringkasan pemikiran kontemporer tentang media massa dapat
dibedakan menjadi 4 hal yakni teori Perbedaan-perbedaan Individu yang mana dalam
teori ini menjelaskan bagaimana setiap kepribadian masing-masing yang akan
mempengaruhi perilaku mereka dalam menanggapi sesuatu, perbedaan kepribadian
individu ini disebabkan oleh perbedaan lingkungan yang nantinya menghasilkan
perbedaan pandangan juga dalam menghadapi sesuatu. Lalu yang kedua adalah teori
kategori sosial, teori ini beranggapan jika terdapat kategori sosial yang luas
dalam masyarakat kota industri yang kursng lebih memiliki perilaku sama
terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Hal dasar dari teori ini adalah teori
sosiologi yang berhubungan dengan kemajemukan masyarakat modern, yang di
nyatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan
dapat membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu. Yang
ketiga membahas tentang teori hubungan sosial, dalam teori hubungan sosial ini
menyatakan bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi melalui media, orang
lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang
lain daripada menerima langsung dari media massa, maka dari itu arus informasi
dibedakan menjadi dua tahap. Pertama, informasi bergerak dari media kepada
individu-individu yang relative “well informed”, mereka pada umumnya memperoleh
informasi langsung. Dan yang terakhir adalah mengenai teori norma-norma budaya,
yang mana teori ini menganggap jika media massa melalui pesan-pesan yang
disampaikannya secara tertentu dapat menumbuhkan kesan-kesan yang oleh khalayak
disesuaikan dengan norma-norma budayanya.
Bab 3 Model-Model
Proses Persuasi Dalam Komunikasi
Teori-teori
yang berhubungan dengan cara komunikasi massa mempengaruhi perilaku individu
telah menumbuhkan usaha-usaha lain untuk menyusun konsep yang berhubungan
dengan manipulasi melalui peas-pesan komunikasi. Hubungan antar teori-teori
komunikasi massa kontemporer dengan konsep persuasi tidaklah secara langsung.
Pada umumnya dikenal dua model proses persuasi.
1. Model
Psikodinamik
Menurut model ini pesan-pesan
komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah
secara psikologis minat atau perhatian individu dengan cara sedemkian rupa,
sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak
komunikator.
2. Model
Sosial Budaya
Model sosial budaya dalam proses
persuasi didasarkan pada anggapan bahwa pesan-pesan komunikasi massa dapat
digunakan untuk mengarahkan individu agar menerima gejala yang telah didukung
kelompok sebagai dasar individu untuk bertindak.
Bab 4 Masa
Depan Teori Komunikasi Massa
Salah
satu masalah yang paling mendesak didalam studi antar disiplin dalam bidang
komunikasi massa adalah bagaimana memberikan dasar teoritis yang kuat. Dua
persoalaan pokok yang erat dengan teori komunikasi yaitu :
1. Dalam
beberapa hal teori ini mengalami jalan buntu.
2. Teori-teori
komunikasi yang dikemukakan pada umumnya terlalu berlebihan, pengaruh
komunikasi harus diukur melalui hubungan antara, independen variabel dengan
dependen variabel.
Dalam
teori kategori sosial perhatian selama ini hanya diberikan pada hubungan
kesamaan status sosial dengan tanggapan yang sama terhadap pesan komunikasi. Dalam
teori hubungan sosial, perhatian para ahli lebih banyak diberikan pada
variabel-variabel yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi, khususnya yang
menyangkut adopsi dan inovasi serta perubahan sosial. Teori norma budaya
persoalannya sedikit berbeda yaitu: menarik perhatian tatkala tokoh-tokoh
politik menjadikan masalah kekerasan dan kejahatan sebagai issue politik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori-teori
komunikasi mengalami mengalami kelangkaan dalam pengembangannya lebih lanjut,
sebab para ahli lebih banyak memberikan perhatiannya pada masalah komunikasi
massa sebagai bidang studi daripada komunikasi massa sebagai bidang penelitian.
Bab 5 Efek-efek
Komunikasi Massa
1. Teori
Peluru, biasa disebut dengan teori jarum suntik merupakan pandangan yang
dipengaruhi oleh kekuatan propaganda yang muncul ketika zaman Perang Dunia I.
Ketika itu dunia ketakutan oleh propaganda Nazi dan munculnya
penghasut-penghasut seperti Hitler yang sering mengeluarkan propaganda melalui
media massa. Akibat adanya ketakutan tersebut berdirilah Institute for
Propaganda di Amerika Serikat untuk
mendidik rakyatnya agar menguasai teknik-teknik propaganda.
2. Model
Efek-Efek Terbatas
Jika dilihat dari sudut pandang
berbeda, maka efek-efek komunikasi massa adalah terbatas. Model efek-efek
terbatas ini memperoleh dukungan dari model arus komunikasi dua tahap yang
menyatakan bahwa pesan-pesan media massa tidak seluruhnya akan mencapai khlayak
secara langsung, tetapi sebagian besar berlangsung bertahap.
3. Model
Efek Moderat
Yang termasuk dalam model ini
diantaranya Paradigma Pencarian Informasi, Pendekatan Uses and Gratification,
Fungsi Agenda Setting dan Teori Norma-norma Kebudayaan. Pendekatan ini
mengansumsikan bahwa Model Efek Terbatas terlalu mengecilkan arti dari
efek-efek komunikasi massa.
Bab 6 Menguak
Perkembangan Teori-Teori Komunikasi
Dalam
proses sejarah kurang lebih 50 tahun terutama sejak Perang Dunia I hingga akhir
tahun 1948 model hypodermik menunjukkan keperkasaannya. Model keperkasaan efek
diakui mempunyai pengaruh besar dalam komunikasi massa seperti halnya Teori
Peluru (Severin dan Tankard, 1979). The Bullet Theory (Teori Peluru) dipandang
sebagai atribut dari kekuasaan besar dalam komunikasi massa. Pandangan ini
dipengaruhi oleh kekuatan propaganda yang muncul pada periode Perang Dunia I.
Selanjutnya pandangan ini populer ketika sebagian orang merasa cemas akan
munculnya penghasut-penghasut tipe Hitler sebagai pemegang kekuasaan di AS,
melalui penggunaan komunikasi massa.
Severin
dan Tankard (1979) mengatakan banyak orang percaya bahwa teori peluru masih
tetap ada sampai saat ini. Dan pendapat John Lilly seorang ahli komunikasi
interspesies (tampaknya tidak termasuk dalam komunikasi massa) yang menulis,
“kita telah terdidik tentang kekuatan fantastis dari media dalam mengubah opini
publik” (Severin dan Tankard, 1979). Model komunikasi dalam artian modern
mula-mula diperkenalkan oleh Harold D. Lasswell, seorang ahli ilmu politik yang
tertarik terhadap riset-riset komunikasi. Dalam artikelnya di tahun 1948 dengan
satu kalimat yang terkenal dalam riset-riset komunikasi, ia menulis, “cara
untuk mengatakan dengan tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini : Who (siapa), Says what (mengatakan apa), in
which channel (dengan saluran yang mana), to whom (kepada siapa), with what
effect? (dengan efek bagaimana?). Selama kurang lebih 40 tahun sejak teori
komunikasi muncul, model-model komunikasi yang lain dibuat Osgood Schramm-Dance
(1950-an), Westley dan Maclean (1957), dan Berlo (1960).
Terdapat
asumsi masyarakat yang demikian, (1) bahwa informasi hanya merupakan substansi
yang bersifat fisik dan (2) bahwa pikiran individu adalah terpisah satu sama
lain menimbulkan beberapa kesalahan mengenai identifikasi dan penelitian
komunikasi pada waktu-waktu lampau (Kincaid, 1979).
Kesalahan-kesalahan
tersebut ialah
a. Pandangan
bahwa komunikasi adalah linear, satu arah (biasanya vertical), daripada
merupakan suatu perputaran dan dua arah terhadap waktu.
b. Terlalu
menekankan ketergantungan daripada berfokus pada hubungan-hubungan pada
orang-orang yang berkomunikasi dan ketergantungannya yang fundamental.
c. Adanya
kecenderungan berfokus pada objek-objek komunikasi yang dianggap sederhana,
terisolasi terhadap hubungan-hubungan dimana dia berada.
d. Adanya
kecenderungan bahwa fungsi utama komunikasi adalah membujuk, daripada
menciptakan saling pengertian, consensus dan tindakan kolektif.
e. Adanya
kecenderungan berkonsentrasi pada pengaruh-pengaruh psikologis komunikasi pada
individu-individu yang terpisah, daripada pengaruh social dan hubungan-hubungan
antar individu di dalam jaringan
f. Adanya
suatu kepercayaan terhadap penyebab satu arah yang mekanistis daripada penyebab
bersama yang mendirikan system informasi antar manusia yang secara fundamental
bersifat cybernetic.
Bab 7 Metode
Jaringan Komunikasi
Analisis
jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasi
struktur komunikasi dalam suatu sistem. Perilaku manusia adalah interaksi melalui
seseorang bertukar informasi dengan seseorang atau lebih. Dalam komunikasi,
konsep jaringan sosial menjadi amat penting, karena dengan menggunakan konseep
ini dan sejumlah model ini model yang telah dihasilkannya maka sejumlah masalah
yang berhubungan dengan komunikasi menjadi lebih tajam dan tepat dapat diteliti
dan dianalisis. Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu dari beberapa
pendekatan penelitian yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan
konvergensi. Perilaku komunikasi yang demikian menjadi variabel tergantung dari
pada variabel bebas untuk meramalkan efek komunikasi. Dalam analisis jaringan
komunikasi, tidak ada perbedaan yang tajam antara sumber dan penerima
informasi, arus informasi terjadi diantara partisipan dalam jaringan, dimana
masing-masing atau keduanya dapat menjadi pengirim dan penerima informasi
secara silih berganti. Contoh model jaringan komunikasi adalah suatu skema
analisis yang dipergunakan untuk meneliti hubungan-hubungan komunikasi yang
komplek disebut sosiogram. Tanpa pertolongan sosiogram ini para ahli mengalami
kesulitan yang besar untuk menggambarkan jaringan komunikasi yang kompleks
tersebut.
Bab 8 Jaringan
Komunikasi Dalam Organisasi Perusahaan
Pada
bab ini diuraikan mengenai analisis jaringan organisasi komunikasi pada
organisasi perusahaan. Komunikasi dalam organisasi khususnya mempunyai hubungan
dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi. Sedangkan
komunikasi dengan luar organisasi adalah menganai pertukaran pesan antar
organisasi tersebut atau masuknya sejumlah informasi dari luar. Manajemen dan
pengoperasian suatu organisasi tergantung pada komunikasi seperti halnya dalam
peningkatan aktivitas, penyelesaian konflik, memperbaiki semangat pekerja dan
meningkatkan produksi. Dalam bab ini dibahas pula mengenai arus komunikasi
horisontal dalam suatu organisasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan arus
vertikal. Hal ini disebabkan akibat, komunikasi individual lebih terbuka dan
lebih efektif dengan orang-orang di lingkungannya, serta yang mempunyai
kedudukan yang sama dibandingkan dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi.
Pertukaran informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang
menibulkan distorsi karena sifat hubungan yang homopilous antar pertemanan yang memiliki kerangka pengalaman yang
sama. Sedang arus komunikasi vertikal membawa pesan yang memiliki potensi lebih
bersifat mengancam, sedangkan arus informasi horisontal lebih bersifat
informal.
Bab 9 Makna
Dan Tanda Dalam Proses Komunikasi
Dalam
bab ini dijelaskan hal-hal yang terkait dengan tanda dan makna. Diantaranya
membahas semiotika. Semiotika adalah studi tentang tanda dan cara-cara tanda
itu bekerja. Tanda adalah basis dari kegiatan komunikasi. Melalui perantara
tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Tanda-tanda merupakan perangkat
yang dipakai dalam upaya memaknai “makna” yang terkandung didalamnya. Kemudian
tanda dibagi menjadi beberapa teori, diantaranya Ikon, merupakan sebuah tanda
yang menunjuakan kemiripan dengan objeknya seperti foto dan peta. Indeks,
merupakan sebuah tanda yang memilki keterkaitan langsung dengan objeknya
seperti asap merupakan indeks api. Simbol, merupakan tanda yang memilki
hubungan dengan objeknya berdasarkan kesepakatan dan aturan seperti tanda
palang merah yang merupakan imbol PMI, rambu-rambu lalulintas.
§ Simpulan :
Komunikasi
memegang peranan penting dalam kaitannya dengan pembentukan masyarakat. Dalam
fenomena ini, manusia terlibat dalam kegiatan komunikasi dalam kehidupan
sosial, sehingga manusia dapat saling `berdekatan` dalam suatu komunitas.
Sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan
kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sebuah komunikasi akan
efektif apabila pendengar dapat menerima pesan, pengertian, dan lain-lain sama
persis seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. Buku ini mengantarkan
pembaca pada teori-teori komunikasi dengan cara memanajemen komunikasi dengan
baik. Dengan teori dan manajemen komunikasi yang baik, diharapkan pembaca buku
ini memiliki pondasi kuat untuk memahami konsep-konsep ilmu komunikasi sehingga
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
§ Tanggapan
Pribadi :
Dunia komunikasi
selalu menjadi bidang yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Ilmu
komunikasi menjadi sebuah kebutuhan terutama untuk mengatasi problematika
hubungan antar manusia. Dalam kaitan ini, manusia harus mampu memperbaiki cara
berkomunikasinya, karena kompleksitas permasalahan hubungan dengan
lingkungannya sebagai akibat dari perubahan tersebut sangatlah tergantung pada
bagimana cara kita berkomunikasi dengan sesame atau dengan lingkungan kita.
Pada dasarnya ilmu komunikasi mengajarkan kepada kita bagaimana cara kita
bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma kebudayaan melalui
teknik-teknik pengemasan pesan secara persuasif.
Comments
Post a Comment