Review Buku Pengantar Teori Komunikasi Drs. Tommy Suprapto, MS.

Bab 1   Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Saluran disini dapat berarti radio, surat kabar dan lain sebagainya. Komunikasi sendiri berasal dari kata latin communis yang berarti umum (common) atau bersama, yakni jika kita berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan dengan seseorang yaknni dengan berbagi informasi, ide atau sikap. Essensi dari berkomunikasi juga untuk memperoleh kesamaan makna diantara orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Komunikasi pun ada yang berbentuk komunikasi massa yakni proses penyampaian informasi, ide dan sikap kepada banyak orang, biasanya menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar / majalah dan film.

Bab 2   Teori-teori Komunikasi Massa Kontemporer
Menurut Melvin De Fleur ringkasan pemikiran kontemporer tentang media massa dapat dibedakan menjadi 4 hal yakni teori Perbedaan-perbedaan Individu yang mana dalam teori ini menjelaskan bagaimana setiap kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi perilaku mereka dalam menanggapi sesuatu, perbedaan kepribadian individu ini disebabkan oleh perbedaan lingkungan yang nantinya menghasilkan perbedaan pandangan juga dalam menghadapi sesuatu. Lalu yang kedua adalah teori kategori sosial, teori ini beranggapan jika terdapat kategori sosial yang luas dalam masyarakat kota industri yang kursng lebih memiliki perilaku sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Hal dasar dari teori ini adalah teori sosiologi yang berhubungan dengan kemajemukan masyarakat modern, yang di nyatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan dapat membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu. Yang ketiga membahas tentang teori hubungan sosial, dalam teori hubungan sosial ini menyatakan bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi melalui media, orang lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari media massa, maka dari itu arus informasi dibedakan menjadi dua tahap. Pertama, informasi bergerak dari media kepada individu-individu yang relative “well informed”, mereka pada umumnya memperoleh informasi langsung. Dan yang terakhir adalah mengenai teori norma-norma budaya, yang mana teori ini menganggap jika media massa melalui pesan-pesan yang disampaikannya secara tertentu dapat menumbuhkan kesan-kesan yang oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma budayanya.

Bab 3   Model-Model Proses Persuasi Dalam Komunikasi
Teori-teori yang berhubungan dengan cara komunikasi massa mempengaruhi perilaku individu telah menumbuhkan usaha-usaha lain untuk menyusun konsep yang berhubungan dengan manipulasi melalui peas-pesan komunikasi. Hubungan antar teori-teori komunikasi massa kontemporer dengan konsep persuasi tidaklah secara langsung. Pada umumnya dikenal dua model proses persuasi.
1.      Model Psikodinamik
Menurut model ini pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah secara psikologis minat atau perhatian individu dengan cara sedemkian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.
2.      Model Sosial Budaya
Model sosial budaya dalam proses persuasi didasarkan pada anggapan bahwa pesan-pesan komunikasi massa dapat digunakan untuk mengarahkan individu agar menerima gejala yang telah didukung kelompok sebagai dasar individu untuk bertindak.

Bab 4   Masa Depan Teori Komunikasi Massa
Salah satu masalah yang paling mendesak didalam studi antar disiplin dalam bidang komunikasi massa adalah bagaimana memberikan dasar teoritis yang kuat. Dua persoalaan pokok yang erat dengan teori komunikasi yaitu :
1.     Dalam beberapa hal teori ini mengalami jalan buntu.
2.    Teori-teori komunikasi yang dikemukakan pada umumnya terlalu berlebihan, pengaruh komunikasi harus diukur melalui hubungan antara, independen variabel dengan dependen variabel.
Dalam teori kategori sosial perhatian selama ini hanya diberikan pada hubungan kesamaan status sosial dengan tanggapan yang sama terhadap pesan komunikasi. Dalam teori hubungan sosial, perhatian para ahli lebih banyak diberikan pada variabel-variabel yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi, khususnya yang menyangkut adopsi dan inovasi serta perubahan sosial. Teori norma budaya persoalannya sedikit berbeda yaitu: menarik perhatian tatkala tokoh-tokoh politik menjadikan masalah kekerasan dan kejahatan sebagai issue politik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori-teori komunikasi mengalami mengalami kelangkaan dalam pengembangannya lebih lanjut, sebab para ahli lebih banyak memberikan perhatiannya pada masalah komunikasi massa sebagai bidang studi daripada komunikasi massa sebagai bidang penelitian.

Bab 5   Efek-efek Komunikasi Massa
1. Teori Peluru, biasa disebut dengan teori jarum suntik merupakan pandangan yang dipengaruhi oleh kekuatan propaganda yang muncul ketika zaman Perang Dunia I. Ketika itu dunia ketakutan oleh propaganda Nazi dan munculnya penghasut-penghasut seperti Hitler yang sering mengeluarkan propaganda melalui media massa. Akibat adanya ketakutan tersebut berdirilah Institute for Propaganda  di Amerika Serikat untuk mendidik rakyatnya agar menguasai teknik-teknik propaganda.
2.      Model Efek-Efek Terbatas
Jika dilihat dari sudut pandang berbeda, maka efek-efek komunikasi massa adalah terbatas. Model efek-efek terbatas ini memperoleh dukungan dari model arus komunikasi dua tahap yang menyatakan bahwa pesan-pesan media massa tidak seluruhnya akan mencapai khlayak secara langsung, tetapi sebagian besar berlangsung bertahap.
3.      Model Efek Moderat
Yang termasuk dalam model ini diantaranya Paradigma Pencarian Informasi, Pendekatan Uses and Gratification, Fungsi Agenda Setting dan Teori Norma-norma Kebudayaan. Pendekatan ini mengansumsikan bahwa Model Efek Terbatas terlalu mengecilkan arti dari efek-efek komunikasi massa.

Bab 6   Menguak Perkembangan Teori-Teori Komunikasi
Dalam proses sejarah kurang lebih 50 tahun terutama sejak Perang Dunia I hingga akhir tahun 1948 model hypodermik menunjukkan keperkasaannya. Model keperkasaan efek diakui mempunyai pengaruh besar dalam komunikasi massa seperti halnya Teori Peluru (Severin dan Tankard, 1979). The Bullet Theory (Teori Peluru) dipandang sebagai atribut dari kekuasaan besar dalam komunikasi massa. Pandangan ini dipengaruhi oleh kekuatan propaganda yang muncul pada periode Perang Dunia I. Selanjutnya pandangan ini populer ketika sebagian orang merasa cemas akan munculnya penghasut-penghasut tipe Hitler sebagai pemegang kekuasaan di AS, melalui penggunaan komunikasi massa.
Severin dan Tankard (1979) mengatakan banyak orang percaya bahwa teori peluru masih tetap ada sampai saat ini. Dan pendapat John Lilly seorang ahli komunikasi interspesies (tampaknya tidak termasuk dalam komunikasi massa) yang menulis, “kita telah terdidik tentang kekuatan fantastis dari media dalam mengubah opini publik” (Severin dan Tankard, 1979). Model komunikasi dalam artian modern mula-mula diperkenalkan oleh Harold D. Lasswell, seorang ahli ilmu politik yang tertarik terhadap riset-riset komunikasi. Dalam artikelnya di tahun 1948 dengan satu kalimat yang terkenal dalam riset-riset komunikasi, ia menulis, “cara untuk mengatakan dengan tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini : Who (siapa), Says what (mengatakan apa), in which channel (dengan saluran yang mana), to whom (kepada siapa), with what effect? (dengan efek bagaimana?). Selama kurang lebih 40 tahun sejak teori komunikasi muncul, model-model komunikasi yang lain dibuat Osgood Schramm-Dance (1950-an), Westley dan Maclean (1957), dan Berlo (1960).
Terdapat asumsi masyarakat yang demikian, (1) bahwa informasi hanya merupakan substansi yang bersifat fisik dan (2) bahwa pikiran individu adalah terpisah satu sama lain menimbulkan beberapa kesalahan mengenai identifikasi dan penelitian komunikasi pada waktu-waktu lampau (Kincaid, 1979).
Kesalahan-kesalahan tersebut ialah
a.       Pandangan bahwa komunikasi adalah linear, satu arah (biasanya vertical), daripada merupakan suatu perputaran dan dua arah terhadap waktu.
b.      Terlalu menekankan ketergantungan daripada berfokus pada hubungan-hubungan pada orang-orang yang berkomunikasi dan ketergantungannya yang fundamental.
c.       Adanya kecenderungan berfokus pada objek-objek komunikasi yang dianggap sederhana, terisolasi terhadap hubungan-hubungan dimana dia berada.
d.      Adanya kecenderungan bahwa fungsi utama komunikasi adalah membujuk, daripada menciptakan saling pengertian, consensus dan tindakan kolektif.
e.       Adanya kecenderungan berkonsentrasi pada pengaruh-pengaruh psikologis komunikasi pada individu-individu yang terpisah, daripada pengaruh social dan hubungan-hubungan antar individu di dalam jaringan
f.       Adanya suatu kepercayaan terhadap penyebab satu arah yang mekanistis daripada penyebab bersama yang mendirikan system informasi antar manusia yang secara fundamental bersifat cybernetic.

Bab 7   Metode Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem. Perilaku manusia adalah interaksi melalui seseorang bertukar informasi dengan seseorang atau lebih. Dalam komunikasi, konsep jaringan sosial menjadi amat penting, karena dengan menggunakan konseep ini dan sejumlah model ini model yang telah dihasilkannya maka sejumlah masalah yang berhubungan dengan komunikasi menjadi lebih tajam dan tepat dapat diteliti dan dianalisis. Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu dari beberapa pendekatan penelitian yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan konvergensi. Perilaku komunikasi yang demikian menjadi variabel tergantung dari pada variabel bebas untuk meramalkan efek komunikasi. Dalam analisis jaringan komunikasi, tidak ada perbedaan yang tajam antara sumber dan penerima informasi, arus informasi terjadi diantara partisipan dalam jaringan, dimana masing-masing atau keduanya dapat menjadi pengirim dan penerima informasi secara silih berganti. Contoh model jaringan komunikasi adalah suatu skema analisis yang dipergunakan untuk meneliti hubungan-hubungan komunikasi yang komplek disebut sosiogram. Tanpa pertolongan sosiogram ini para ahli mengalami kesulitan yang besar untuk menggambarkan jaringan komunikasi yang kompleks tersebut.

Bab 8   Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi Perusahaan
Pada bab ini diuraikan mengenai analisis jaringan organisasi komunikasi pada organisasi perusahaan. Komunikasi dalam organisasi khususnya mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi. Sedangkan komunikasi dengan luar organisasi adalah menganai pertukaran pesan antar organisasi tersebut atau masuknya sejumlah informasi dari luar. Manajemen dan pengoperasian suatu organisasi tergantung pada komunikasi seperti halnya dalam peningkatan aktivitas, penyelesaian konflik, memperbaiki semangat pekerja dan meningkatkan produksi. Dalam bab ini dibahas pula mengenai arus komunikasi horisontal dalam suatu organisasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan arus vertikal. Hal ini disebabkan akibat, komunikasi individual lebih terbuka dan lebih efektif dengan orang-orang di lingkungannya, serta yang mempunyai kedudukan yang sama dibandingkan dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang menibulkan distorsi karena sifat hubungan yang homopilous antar pertemanan yang memiliki kerangka pengalaman yang sama. Sedang arus komunikasi vertikal membawa pesan yang memiliki potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan arus informasi horisontal lebih bersifat informal.

Bab 9   Makna Dan Tanda Dalam Proses Komunikasi
Dalam bab ini dijelaskan hal-hal yang terkait dengan tanda dan makna. Diantaranya membahas semiotika. Semiotika adalah studi tentang tanda dan cara-cara tanda itu bekerja. Tanda adalah basis dari kegiatan komunikasi. Melalui perantara tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Tanda-tanda merupakan perangkat yang dipakai dalam upaya memaknai “makna” yang terkandung didalamnya. Kemudian tanda dibagi menjadi beberapa teori, diantaranya Ikon, merupakan sebuah tanda yang menunjuakan kemiripan dengan objeknya seperti foto dan peta. Indeks, merupakan sebuah tanda yang memilki keterkaitan langsung dengan objeknya seperti asap merupakan indeks api. Simbol, merupakan tanda yang memilki hubungan dengan objeknya berdasarkan kesepakatan dan aturan seperti tanda palang merah yang merupakan imbol PMI, rambu-rambu lalulintas.

§  Simpulan                                 :
Komunikasi memegang peranan penting dalam kaitannya dengan pembentukan masyarakat. Dalam fenomena ini, manusia terlibat dalam kegiatan komunikasi dalam kehidupan sosial, sehingga manusia dapat saling `berdekatan` dalam suatu komunitas. Sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sebuah komunikasi akan efektif apabila pendengar dapat menerima pesan, pengertian, dan lain-lain sama persis seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. Buku ini mengantarkan pembaca pada teori-teori komunikasi dengan cara memanajemen komunikasi dengan baik. Dengan teori dan manajemen komunikasi yang baik, diharapkan pembaca buku ini memiliki pondasi kuat untuk memahami konsep-konsep ilmu komunikasi sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
§  Tanggapan Pribadi                  :

Dunia komunikasi selalu menjadi bidang yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Ilmu komunikasi menjadi sebuah kebutuhan terutama untuk mengatasi problematika hubungan antar manusia. Dalam kaitan ini, manusia harus mampu memperbaiki cara berkomunikasinya, karena kompleksitas permasalahan hubungan dengan lingkungannya sebagai akibat dari perubahan tersebut sangatlah tergantung pada bagimana cara kita berkomunikasi dengan sesame atau dengan lingkungan kita. Pada dasarnya ilmu komunikasi mengajarkan kepada kita bagaimana cara kita bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma kebudayaan melalui teknik-teknik pengemasan pesan secara persuasif.

Comments